Widget HTML #1

Strategi Syaluran Distribusi; Struktur, Managemen dan Paradigma Klasik

Strategi Syaluran Distribusi
Strategi Syaluran Distribusi;  Struktur, Managemen dan Paradigma Klasik

Strategi Syaluran Distribusi

Strategi saluran distribusi pada dasarnya bisa dibagi jadi 2 area:

A. Struktur Saluran (Channel Structure)

Riset pada channel structure terkait dengan bermacam faktor yang terkait dengan pembangunan mekanisme distribusi dari produsen ke customer. Beberapa pertanyaan yang bisa disodorkan berkaitan channel structure diantaranya: seberapa banyak level mediator yang bakal dipakai dalam mekanisme distribusi dan seperti apakah type mediator yang bakal dipakai? Seberapa banyak jumlah mediator yang bakal ditempatkan untuk setiap level mediator? Coughlan dkk (2006) membagikan channel structure jadi 2 dimensi:

1. Routes to Pasar (Dimensi Variasi)

Routes to pasar terkait dengan pengadaan jalur atau saluran untuk customer untuk memperoleh produk atau layanan. Kotler (2007) membagikan saluran distribusi jadi beberapa level:

Zero Level (Direct Kanal)

Pada zero level, perusahaan jual produknya langsung ke customer tanpa lewat mediator. Saluran distribusi yang dipakai misalkan: sales door to door, mail order, telemarketing, dan company owned toko.

A one level channel

Pada level ini, perusahaan memakai 1 jenis mediator misalkan retailer.

A two level channel

Pada level ini, perusahaan memakai 2 jenis mediator, misalkan: wholesaler dan retailer.

A three level channel

Pada level ini, perusahaan memakai 3 jenis mediator, misalkan: agen, wholesaler, dan retailer.

Baca juga : Strategi Saluran Distribusi Produk dan Jasa

2. Channel Coverage (Dimensi Intensitas)

Dimensi intensif fokus pada penetapan level capaian pasar (pasar coverage). Dimensi intensif ialah komponen khusus dari strategi saluran distribusi (Coughlan dkk, 2001) dan tentukan keseluruhnya struktur saluran (tipe mediator, lingkup pasar, dan tipe distribusi langsung atau mungkin tidak langsung). Perusahaan bisa pilih 3 strategi dasar dari channel coverage (Mullins dkk, 2005; Kotler, 1997; Stren dkk, 1989) yakni:

Distribusi eksklusif (exclusive distribution)

Distribusi eksklusif terjadi saat sebuah produk atau layanan cuman ada pada suatu toko dalam sebuah tempat geografik.

Distribusi selective (selektif distribution)

Distribusi selective memakai lebih satu distributor tetapi tetap dengan jumlah yang sedikit.

Distribusi intensif (intensif distribution)

Pada distribusi intensif, produsen tempatkan produknya di sebanyak-banyaknya distributor agar mencapai lingkup pasar secara luas.

Baca juga : Poin Penting dalam Pergudangan untuk Optimasi Gudang


B. Manajemen saluran (channel manajemen)

Channel manajemen fokus kesemua faktor yang terkait dengan jalinan di antara perusahaan dan mediator. Rutinitas-aktivitas yang terkait dengan ambil keputusan berkaitan channel manajemen diantaranya penyeleksian: channel anggota, berikan motivasi channel anggota, menilai channel anggota, dan menangani bila ada channel conflict (Mullins dkk, 2005; Kotler, 1997; Stern, 1989).

C. Enam Paradigma Klasik dalam Saluran Distribusi

Berikut 6 paradigma klasik dalam saluran distribusi yang diambil dari papernya Bert Rosembloom dengan judul Six Classic Distribution Paradigms for Global Pemasaran Channel Strategy.

Paradigma Disintermediasi (Disintermediation Paradigma)

Paradigma disintermediasi menjelaskan mengenai mediator yang sering jadi "parasit" dalam saluran distribusi karena kehadiran mereka yang menambahkan ongkos produk sejauh perjalanannya dari produsen sampai ke customer. Karena argumen itu karena itu mediator semestinya di hilangkan dari saluran distribusi.

Tetapi sesungguhnya pemakaian mediator dapat tekan ongkos distribusi karena mediator sebagai specialist di sektor distribusi dapat lakukan beberapa fungsi distribusi lebih efektif karena mereka memperoleh keuntungan dari economies of scale (keuntungan ekonomi yang didapatkan karena jumlahnya produk) dan economies of scope (keuntungan yang didapatkan karena luasnya capaian).

Hingga bisa lebih bagus untuk manager operasional agar semakin fokus membuat desain sebuah saluran distribusi yang mengikutkan mediator dalam jumlah yang maksimal untuk tingkatkan efektivitas saluran distribusi.

Baca juga : INVENTORY MANAGEMENT

Paradigma Pengalihan Pekerjaan Distribusi (Functional Shifting Paradigm)

Peranan atau beberapa tugas dari distribusi yang perlu dilaksanakan untuk menuntaskan transaksi bisnis di antara penjual dan konsumen tidak bisa di hilangkan kehadirannya dari saluran distribusi. Beberapa tugas itu cuman bisa diarahkan ke anggota saluran distribusi lainnya.

Karena itu pertanyaan yang perlu dijawab berkenaan beberapa tugas distribusi itu ialah ‘bagaimana dan siapakah yang akan lakukan beberapa tugas itu antara channel anggota?'

Berikut 3 hal yang semestinya jadi perhatian dengan seorang manager terkait dengan paradigma ini:

  • Struktur saluran apakah yang paling ekonomis untuk jalankan beberapa tugas distribusi??
  • Tingkat kontrol apakah yang diharapkan manager??
  • Apa strategi saluran distribusi terhitung kapabilitas pokok dari perusahaan??

Paradigma Channel Flow

Saluran distribusi dilukiskan sebagai sebuah mekanisme flow yang terbagi dalam:

  1. Product flow
  2. Ownership flow
  3. Prommotion flow
  4. Negotiation flow
  5. Financing flow
  6. Risk flow
  7. Ordering flow
  8. Payment flow

Channel flow tercipta karena saluran distribusi dibikin oleh beberapa orang yang bekerja dari bermacam type lembaga. Mengakibatkan, channel flow jadi sebuah ikatan yang mengikat produsen, customer, dan mediator dan secara bersama membuat sebuah mekanisme perdagangan.

Paradigma Ketidaksamaan Pengelompokkan Barang

Produk digolongkan oleh produsen berdasar efektivitas produksi sementara customer mengategorikan produk berdasar kenyamanan belanja dan pemakaian. Hingga terjadi jarak di antara ke-2 nya.

Paradigma Channel Conflict

Saat manusia terkait keduanya dalam sebuah organisasi terhitung dalam saluran distribusi, di titik tertentu, satu ataupun lebih sisi akan turut serta dalam sebuah sikap yang merintangi arah dari anggota lain. Hal itu yang menyebabkan berlangsungnya perselisihan dalam saluran distribusi.

Perselisihan antar saluran bisa terjadi saat terjadi benturan di antara struktur saluran yang lain. Contoh yang umum terjadi misalkan saat sebuah perusahaan memakai saluran online-nya untuk mencapai customer yang serupa dengan sasaran customer mediator yang bawa produk perusahaan. Dalam kasus ini, ada perselisihan di antara saluran online perusahaan dengan saluran dari mediator.

Paradigma Channel Power

Power selalu mainkan peranan khusus dalam sebuah saluran distribusi. Saat salah satunya anggota saluran memerintah anggota lain untuk lakukan satu perlakuan, karena itu power telah ada dalam saluran.

Beberapa penemuan sekitar power diantaranya:

  • Dengan arah untuk memengaruhi sikap anggota saluran, beberapa wujud power harus diterapkan. Oleh karena itu, pemakaian power dalam saluran distribusi tidak bisa dielakkan kembali.
  • Efektifitas dari bermacam jenis power dalam memengaruhi sikap anggota saluran berbeda bergantung keadaan yang ditemui
  • Bagaimana power yang digunakan dalam saluran bisa memengaruhi tingkat kerja sama dan perselisihan dalam saluran dan tingkat kepuasan anggota saluran
  • Power yang memiliki sifat koersif (dengan desakan) condong melahirkan perselisihan dan kekecewaan anggota saluran

Posting Komentar untuk "Strategi Syaluran Distribusi; Struktur, Managemen dan Paradigma Klasik"