Widget HTML #1

Yuk Simak Kinerja Saham IPTV, Apakah Layak untuk Dibeli?

PT MNC Vision Networks Tbk adalah perusahaan induk yang mempunyai dan mengelola anak perusahaan bidang TV berbayar, fixed broadband atau IPTV, sampai layanan siaran digital atau disebut juga streaming. Sebuah perusahaan dengan memiliki kode saham IPTV ini di dirikan pada tahun 2006 lalu. Dan, mempunyai kegiatan usaha yang menyediakan layanan televisi berbayar, layanan broadband, IPTV, serta layanan penyiaran konten digital.

Kegiatan bisnis IPTV ini sendiri di bantu secara khusus oleh beberapa anak perusahaan. Adapun, anak perusahaan tersebut meliputi , PT MNC Kabel Mediacom, PT MNC Sky Vision Tbk, MNC Play, PT MNC OTT Network dengan MNC Now, serta PT Nusantara Vision dengan NV/Oke Vision. Adapun, mayoritas saham IPTV pada saat ini di pegang teguh oleh PT Global Mediacom dengan jumlah 66,83% kepemilikan.

Saham IPTV ini sendiri terbilang masih baru di perdagangkan secara publik dan melalui bursa yaitu tahun 2019 dengan adanya harga penawaran Rp240. Di mana, pergerakan harga saham IPTV ini memang sedang turun tipis dari yang sebelumnya di ketahui meningkat yaitu Rp296 per lembar saham. Data tersebut di ambil pada penutupan perdagangan tanggal 12 Juni 2021 lalu.

Saham yang masih cukup baru dan pergerakan cukup positif, hal ini artinya saham IPTV layak dikoleksi. Namun, ada baiknya jika Anda mengetahui terlebih dahulu kondisi fundamental perusahaan dan rencana bisnis apa yang akan akan dilakukan kedepannya.

Kinerja Saham IPTV Semester Awal



Berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan hingga semester awal pada tahun 2020. Adapun,IPTV telah berhasil mencetak pendapatan yang tumbuh 11,88 % menjadi Rp 1,73 triliun per periode sama di tahun 2019 dengan sebesar Rp1,54 triliun. Dan secara rinci, pendapatan ini berasal dari jasa satelit sebagai suatu kontributor utama yang sedang naik 11,58 % YOY menjadi Rp 1,24 triliun.

Lalu, dari segi bisnis digital, internet protocol television, dan jasa broadband juga menjadi naik yang awalnya 17,17 %  menjadi Rp 430 miliar. Meskipun ada beban yang mengalami kenaikan tipis. Namun Saham IPTV berhasil membukukan raihan keuntungan yang meningkat tajam 300 %. Yaitu dari periode sama pada tahun 2019 dengan sebesar Rp 24 miliar menjadi Rp105 miliar.

Kinerja Keuangan IPTV Dalam 2 Tahun Terakhir

Mengingat adanya saham IPTV yang masih baru melantai di bursa pada tahun 2019, maka bisa Anda lihat dari kinerja keuangan berdasarkan 1 tahun sebelum dan sesudah melantai dibidang bursa saham. Di mana, kinerjanya telah terpantau positif baik jika di lihat dari sisi pendapatan ataupun pencapaian aihan laba. Berdasarkan dengan data yang ada, bisa di simpulkan bahwa pendapatan dalam 2 tahun terakhir. IPTV mampu mencetak kinerja yang positif dengan pertumbuhan konsisten. Sedangkan di sisi lain, raihan laba baru akan kembali di cetak setelah perseroan kembali mencatatkan sahamnya di bursa. Di mana, pada tahun sebelumnya saat masih belum memperdagangkan saham secara publik, IPTV justru mengalami kerugian.

Pada dasarnya, kerugian ini mengalami penurunan jika di bandingkan dengan kerugian pada tahun sebelumnya. Salah satu hal yang menjadi penyebab kerugian yaitu beban pokok mengalami peningkatan di tahun tersebut. Beban terbesar sendiri ini berasal dari penyusutan dan amortisasi karena ada penambahan modal dari salah satu anak perusahaan IPTV yaitu MNC Play.

Selain itu, beban pokok program yang mengalami peningkatan juga menjadi salah satu alasan kerugian. Hal ini juga di sebabkan oleh IPTV dengan melalui anak perusahaan MNC Vision yang melakukan pembelian hak siar dari siaran Piala Dunia Tahun 2018 lalu. Sementara itu, untuk kinerja IPTV akhirnya mulai membaik pada tahun 2019 khususnya dengan pendapatan laba.

Prospek Bisnis IPTV

Melihat adanya prospek bisnis PT MNC Vision Networks Tbk dengan adanya kode saham IPTV ini juga dapat mengacu pada strategi bisnis pada tahun ini. Dengan memasuki tahun 2021 di kuartal kedua. IPTV sendiri ini sedang menyelesaikan proses merger dengan melalui anak perusahaan. Adapun, anak perusahaan tersebut adalah PT Asia Vision Network dengan Malacca Straits. Di mana, pihaknya secara resmi telah menandatangani perjanjian penggabungan perusahaan.

Dengan aksi korporasi tersebut, valuasi perusahaan pro forma nantinya mencapai 573 juta USD atau Rp 8 triliun. Pihak IPTV juga menyampaikan jika penggabungan ini menjadi salah satu momen penting bagi AVN. Hal ini karena, neraca perusahaan nantinya akan di perkuat dengan potensi tambahan dana hingga 130 juta USD.

Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan cash flow AVN, tetapi juga mampu memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin bisnis khususnya pasar OTT Indonesia.

Dengan penetrasi media OTT yang hanya mencapai 2%, AVN mempunyai posisi strategis pada siklus pertumbuhan awal. Potensi ini di topang oleh posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Yaitu dengan PDB mencapai hingga lebih dari US$ 1 triliun. Aksi merger antara anak perusahaan IPTV dan Malacca Straits ini akan membawa AVN agar masuk ke bursa NASDAQ.

Saat ini, perseroan telah mencatatkan pangsa pemirsa nasional dalam siaran free-to-air yang mencapai 50 % dan prime time 53 persen. Ditambah lagi dengan perseroan yang mempunyai lebih dari 8 juta pelanggan TV berbayar.

 

Posting Komentar untuk " Yuk Simak Kinerja Saham IPTV, Apakah Layak untuk Dibeli?"