Widget HTML #1

11 Prinsip Dasar Akuntansi yang Berlaku Umum (Penjelasan Lengkap)

Prinsip dasar akuntansi atau yang biasa disebut konsep dasar akuntansi  adalah aturan yang menjadi dasar dalam pelaporan informasi akuntansi. Informasi akuntansi memerlukan beberapa cara untuk menghasilkan laporan yang bisa dipahami oleh pemakai informasi. Ada 11 Prinsip dasar akuntansi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Prinsip Dasar Akuntansi

1. Kesatuan Usaha (Business Entity)

Prinsip dasar akuntansi yang pertama adalah kesatuan usaha (Business entity). Konsep kesatuan usaha menunjukkan bahwa keuangan suatu perusahaan harus terpisah dari keuangan pemilik, direktur, dan karywan. Dalam hal ini perusahaan harus berdiri sendiri, artinya tidak mencampur adukkan transaksi perusahaan dengan transaksi kepentingan pribadi (Pemilik Perusahaan).

Semua setoran pemilik akan dicatat sebagai tambahan modal perusahaan sedangkan pengambilan kekayaan oleh pemilik akan dicatat sebagai pengurangan modal melalui perkiraan prive. Selanjutnya Laporan keuangan akan disusun secara sistematis untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam periode tertentu.


2. Kesinambungan (Going Concern)

Konsep kesinambungan menjadi prinsip dasar akuntansi yang kedua, kesinambungan berarti perusahaan menyajikan laporan keuangan secara periodik untuk mengetahui kondisi keuangan dari waktu ke waktu. Kondisi keuangan meliputi keuntungan, kerugian, dan perubahan keuangan perusahaan. Dengan demikian, pemakai informasi akuntansi dapat membandingkan kemajuan perusahaan dari waktu ke waktu.

Oleh karena itu dalam proses akuntansi, perusahaan dituntut untuk menggunakan metode dan prosedur-prosedur yang konsisten dari tahun ke tahun sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode dapat segera diketahui bahawa perbedaan tersebut bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. untuk melihat jenis - jenis perusahaan baca disini


3. Asas Pemadanan

Prinsip dasar akuntansi selanjutnya adalah asas pemadanan. Dalam hal ini laporan keuangan perusahaan yang terdiri atas pendapatan (Penghasilan)  dan beban (Biaya) disajikan dalam dua metode berikut.

Cash Basis, yaitu metode pencatatan pendapatan dan beban pada saat uang diterima dan/atau dikeluarkan. Pada pendekatan cash basis, pendapatan dilaporkan ketika uang telah diterima dan biaya diloporkan ketika uang telah dikeluarkan. Misalnya, pendapatan dicatat ketika perusahaan menerima sejumlah uang. Beban listrik dan telepon dicatat ketika perusahaan telah mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar beban listrik dan telepon.

Accrual Basis, yaitu metode pencatatan pendapatan dan beban pada saat terjadi transaksi. Misalnya piutang usaha dicatat sebagai pendapatan meskipun perusahaan belum menerima uang. Transaksi pembelian kredit dianggap sebagai beban meskipun perusahaan belum mengeuarkan uang.Untuk pembahsan lebih jelasnya tentang perbedaan cash basis dan accrual basis dapat kamu baca disini.


4. Harga Perolehan (Cost Principle)

Prinsip dasar akuntansi yang ke empat adalah Harga Perolehan. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit barang atau jasa sampai barang tersebut siap dipakai. Misalnya, harga sebuah kain sebesar Rp.300.000,00 dan ongkos menjahit baju Rp90.000,00. Jadi, harga perolehan sampai menjadi baju tersebut sebesar Rp390.000,00

Hal ini lah yang seringkali disebut sebagai prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki agar menggunakan harga perolehan dalam mencatat Asset, Utang, Modal, dan Biaya. Prinsip dasar akuntansi ini senada dengan Prinsip - prinsip standar akuntansi keuangan yang berlaku umum (GAAP)  yang mewajibkan sebagaian besar Asset dan kewajiban diperakukan dan dilaporkan sesuai dengan harga perolehannya.


5. Membandingkan Pendapatan dan Beban (Matching Concept)

Prinsip dasar akuntansi yang terakhir adalah Matching Concept. Konsep ini menerapkan perbandingan pendapatan dan beban yang dihasilkan selama periode tertentu. Tindakan membandingkan pendapatan dan beban yang dikeluarkan sehingga memperoleh laba/rugi. Jika pendapatan lebih besar daripada beban, kelebihan itu disebut keuntungan bersih.Sebaliknya Beban lebih besar daripada pendapatan disebut dengan rugi bersih.


6. Historical Cost Principle atau Prinsip Biaya Historis

Pada prinsip biaya histori ini menghendaki dalam penggunaan harga perolehan untuk mencatat aktiva, hutang, biaya dan modal. Contohnya seperti, ketika kita akan membeli sebuah gadget, kita akan ditawari harga Rp 6.500.000, setalah melakukan tawar menawar maka jatuhlah harga gadget ini menjadi Rp 6.350.000. Dalam kondisi tersebut maka pencatatan kita yang muncul yaitu angka Rp 6.350.000


7. Revenue Recognition Principle atau Prinsip Pengakuan Pendapatan

Menjadi persoalan yang sangat penting untuk perusahaan mengenai kapan pendapatan telah diakui. Pendapatan bisa dibilang terrealisasi jika pada suatu produk telah dipertukarkan dengan kas serta diakui saat penjualan. Dasar yang dipakai dalam mengukur besarnya pendapatan yaitu dari jumlah kas atru ekuivalennya yang diterima dari hasil transaksi penjualan. Harga jual yaitu suatu  pengukuran objektif terhadap jumlah pendapatan yang diakui.


8. Consistency Principle atau Prinsip Konsistensi

Supaya laporan keuangan dapat kita bandingkan dari tahun ke tahun, maka metode serta prosedur yang kita pakai pada proses akuntansi perlu diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga apabila nantinya da perbedaan, maka kita dapat segera untuk mengetahuinya bahwa perbedaan tersebut bukanlah selisih akibat dari penggunaan metode yang berbeda. Bukan berarti konsistensi diartikan sebagai larangan untuk mengganti metode, namun masih ada kemungkinan guna melakukan perubahan metode yang telah digunakan.


9. Prinsip Materialitas

Prinsip materialitas yaitu salah satu prinsip yang mengakui mengenai adanya pengukuran serta pencatatan akuntansi secara material atau bernilai. Bernilai yang artinya bernilai nominal serta dapat dijual. Apabila tidak material, maka tidak perlu dinilai dan diakui.


10. Prinsip Satuan Moneter (Unit Monetary Principle)

Prinsip satuan moneter yairu sebauh prinsip yang mencatat transaksi keuangan dan harus dinyatakan dalam bentuk mata uang tanpa melibatkan faktor-faktor non kuantitatif. Contoh dari faktor non kuantitatif ini yaitu seperti  prestasi, strategi usaha, mutu, kinerja, dan lain-lian. Faktor-faktor ini tidak termasuk di satuan moneter sebab tidak dapat dinilai maupun dilaporkan dalam bentuk uang.

Sehingga prinsip moneter ini menekankan pada pencatatan yang terbatas terhdap segala sesuatu yang dapat diukur serta dinilai dengan satuan uang


11. Prinsip Akuntansi Berlaku Umum Versi APB ( Accounting Principle Board)

Prinsip akuntansi dalam versi ini terdiri atas landasan konseptual seperti pada serangka konseptual versi FASB serta PABU yang disebut dalam landasan operasional maupun praktik yang terdiri atas prinsip mendasar, prinsip operasi umum, serta prinsip terinci.

Demikian penjelasan lengkap tentang 11 prinsip dasar akuntansi yang berlaku umum. Semoga penjelasan diatas bisa bermanfaat dan membantu meningkatkan pemahaman kita. 

Terimakasih

Posting Komentar untuk "11 Prinsip Dasar Akuntansi yang Berlaku Umum (Penjelasan Lengkap) "