Widget HTML #1

Pengertian dan Jenis-Jenis Waste Dalam Produksi

Waste secara kasar dapat diartikan sebagai ‘sampah’ atau hal-hal yang tidak berguna, tidak member nilai tambah, tidak bermanfaat, dan merupakan pemborosan. Berkaitan dengan produksi, waste merupakan hal-hal yang melibatkan penggunaan material atau resource lainnya yang tidak sesuai dengan standar.

Jenis waste yang diamati dibagi menjadi dua yakni 7 waste yang diidentifikasi oleh Taiichi Ohno sebagai bagian dari sistem produksi Toyota dan 5 additional waste yakni jenis waste yang ditambahkan oleh referensi atau sumber lain.
7 waste meliputi overproduction, waiting, inefficient transportation, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary motion, dan defects. Sedangkan 5 additional waste meliputi underutilized people, danger, poor information, loss of materials, dan breakdown.

Produksi berlebih (overproduction).

Overproduction adalah produksi produk dengan jumlah lebih banyak dari permintaan konsumen atau melebihi jumlah yang dibutuhkan. Overproduction merupakan jenis waste yang paling parah dibandingkan yang lain, karena diperlukan tambahan usaha penanganan bahan, tempat tambahan untuk menyimpan persediaan, dan tenaga tambahan untuk memantau persediaan, dokumen tambahan, dan lain-lain. Overproduction juga bisa disebabkan oleh produksi yang dikerjakan sebelum waktunya. Jika hal ini terjadi, maka biaya material dan upah pekerja bertambah sedangkan nilai hasil kerja tidak bertambah.

Bentuk overproduction bisa berupa :

  • Produksi secepat mungkin, sesegara mungkin, atau sebanyak mungkin melebihi permintaan.
  • Produksi terlalu banyak, terlalu cepat (just in case).
  • Produksi berlebihan yang mengganggu smooth flow of goods.
  • Produksi berlebihan yang mengabaikan keinginan customer.
  • Produksi yang mengarah kepada inventory yang berlebihan.
  • Produksi dengan material yang berlebihan yang menyebabkan produk berlebih.

Overproduction dapat mengakibatkan :

  • Costs money
  • Resource yang digunakan melebihi dari yang direncanakan.
  • Menghasilkan inventory.
  • Inventory/defect problems menjadi masalah tersembunyi yang sulit diidentifikasi.
  • Space utilization terlihat meningkat tetapi disebabkan karena produksi yang tidak semestinya.


Waktu tunggu (waiting)

Waiting meliputi seluruh waktu yang membuat proses produksi terhenti. Beberapa referensi menyebutkan bawah waiting waste juga terjadi pada operator yang hanya mengamati jalannya mesin otomatis. Pemborosan ini terjadi karena pekerjaan dilakukan sepenuhnya oleh mesin dan operator tidak melakukan pekerjaan apapun.

Bentuk waiting bisa berupa :

  • Menunggu kedatangan material, informasi, peralatan, dan perlengkapan.
  • Barang work in progress (WIP) yang tertunda untuk masuk proses selanjutnya.
  • Lost machine availability.
  • People wait on machinery.

Waiting dapat mengakibatkan :

  • Terjadinya bottlenecks.
  • Sering terjadi stop/start production.
  • Workflow continuity yang buruk.
  • Menyebabkan bottlenecks.
  • Lead time menjadi lama.
  • Waktu pengiriman (delivery time) atau transfer terganggu.


Transportasi berlebih (Inefficient Transportation)

Transportation atau transportasi merupakan pergerakan barang, baik material, work in progress (WIP), atau barang jadi yang memiliki resiko kerusakan, kehilangan, penundaan, dan lain sebagainya, serta menambah biaya tanpa memberikian nilai lebih. Transportasi pasti ada di setiap produksi, namun jika transportasi tersebut berlebihan atau tidak efisien maka harus diminimalkan.

Bentuk Iefficient Transportation bisa berupa :

  • Aliran material yang terlalu rumit / kompleks.
  • Poor close coupling.
  • Wasted floor space.
  • Material handling yang tidak perlu.
  • Transportasi yang berpotensi merusak produk.

Inefficient Transportation dapat mengakibatkan :

  • Waktu produksi meningkat (tidak efisien).
  • Pemakaian resource & floorspace yang tidak efisien.
  • Komunikasi buruk.
  • Work in Progess (WIP) meningkat.
  • Produk bisa rusak.


Proses Yang Tidak Sesuai (Inappropriate Processing)

Inappropriate processing meliputi semua aktivitas dalam proses produksi yang seharusnya tidak perlu ada. Inappropriate processing umumnya terjadi jika peralatan produksi tidak terawat, kurang siap pakai, atau kurang sempurna baik tingkat akurasi, fleksibilitas, integrasi otomatisasi dan sebagainya, sehingga operator harus mengeluarkan usaha  lebih banyak.

Bentuk Inappropriate Processing bisa berupa :

  • Proses tidak sesuai standar.
  • Proses tidak efisien.
  • Proses menggunakan terlalu banyak resource.
  • Inappropriate processing dapat mengakibatkan :
  • Pemakaian resource yang tidak efisien.
  • Waktu produksi meningkat (tidak efisien).
  • Hasil produk tidak sesuai spesifikasi atau formula.
  • Dapat mengurangi life of product.

Persediaan yang tidak Perlu / Berlebih (Unnecessary Inventory)

Bentuk waste ini bisa berupa persediaan material, barang work in progress (WIP), maupun barang jadi yang menambah pengeluaran dan belum menghasilkan pemasukan, baik oleh produsen maupun untuk konsumen. Ketiga jenis bentuk inventory di atas tidak diproses dengan segera hingga menghasilkan nilai tambah.

Unnecessary inventory dapat mengakibatkan :

  • Menambah biaya (biaya inventori).
  • Membutuhkan extra storage space.
  • Membutuhkan extra resource.
  • Masalah shortages & defects menjadi tersembunyi atau sulit teridentifikasi.
  • Produk bisa rusak selama inventori.
  • Waktu pemasaran menuju expire / kadaluarasa mejadi pendek.

Gerakan yang tidak Perlu (Unnecessary Motion)

Bentuk unnecessary motion berupa gerakan manusia / individu (operator, foreman dan orang-orang yang berhubungan langsung dengan produksi) atau peralatan yang berlebihan, tidak efektif, dan tidak memberikan nilai tambah bagi jalannya proses produksi.

Unnecessary motion dapat mengakibatkan :

  • Mengganggu aliran produksi.
  • Waktu produksi meningkat (tidak efisien)
  • Dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
  • Lead time produksi bertambah (tidak efisien).

Produk Cacat (Defects)

Defects merupakan kecacatan kualitas yang terjadi dalam proses maupun produk akhir akan menghambat pengiriman produk. Selain itu, dibutuhkan usaha dan biaya tambahan untuk penangan produk cacat seperti rework dan pembuangan. Diperlukan proses tambahan dalam usaha untuk memperoleh kembali nilai dari produk yang cacat tersebut.

Bentuk Defects bisa berupa :

  • Produk yang tidak lolos standar kualitas (ketidaksesuaian standar kualitas ini dapat ditemukan atau diidentifikasi langsung di area produksi, distribusi, atau saat sudah berada di tangan konsumen).
  • Rework atau reproses yang berlebih.
  • Desain produk atau formula yang tidak tepat.

Defects dapat mengakibatkan :

  • Adds costs.
  • Mengganggu jadwal produksi.
  • Pemakaian resource yang tidak semestinya (tidak efisien).
  • Menimbulkan rework atau reproses (tidak efisien).
  • Kepercayaan konsumen berkurang.


Underutilized People

Underutilized people merupakan waste karena pekerja yang tidak mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya baik mental, kreativitas, ketrampilan, dan kemampuan fisik.

Bentuk underutilized people bisa berupa :

  • Pekerja lamban dan tidak tangkas.
  • Pekerja malas atau tidak termotivasi dalam bekerja.
  • Pekerja terlalu sering membutuhkan bantuan orang lain.
  • Pekerja bekerja bukan pada bidangnya atau keahliannya.

Underutilized People dapat mengakibatkan :

Output produksi tidak optimal.
Produksi bisa jadi lambat.
Lambatnya penyelesaian masalah yang berkaitan dengan produksi.
Sering terjadi human error.

Danger

Danger merupakan ketidakamanan (unsafe) area kerja. Danger berkaitan dengan resiko kecelakaan kerja akibat hazard. Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko bahaya dan resiko tersebut harus diminimalkan.

Bentuk Danger bisa berupa :

  • Kecelakaan kerja.
  • Lingkungan kerja yang tidak ergonomis (misal : paparan noise tinggi, heat stress dan sabagainya).

Danger dapat mengakibatkan :

  • Menambah biaya karena harus menanggung biaya perawatan.
  • Proses produksi tertunda jika terjadi kecelakaan kerja.
  • Reputasi perusahaan mengenai perlindungan pekerja bisa tercoreng.
  • Produktivitas pekerja berkurang karena terkena paparan noise, heat sress, vibration dan lain-lain.

Poor Information

Poor information merupakan wujud dari buruknya aliran informasi dalam proses produksi.

Bentuk Poor Information bisa berupa :

  • Kesalahpahaman komunikasi antar pekerja.
  • Perintah produksi yang tidak jelas.

Poor Information dapat mengakibatkan :

  • Proses produksi yang tidak sesuai ketentuan.
  • Tertundanya produksi jika terjadi misunderstanding.
  • Produk yang dihasilkan tidak sesuai ketentuan jika desain engineering atau formula tidak tersampaikan dengan baik.

Loss of Materials

Loss of materials merupakan ketidaksesuain jumlah material yang digunakan dengan output produksi yang diharapkan.

Bentuk Loss of Materials bisa berupa :

  • Penggunaan material yang tidak optimal atau banyak yang terbuang.
  • Barang work in progress (WIP) yang terbuang (biasanya karena kebocoran atau penyesuaian mesin).
  • Produk jadi yang hilang (bisa karena ketidakcermatan atau masalah keakuratan dalam inspeksi sehingga produk baik dianggap sebagai produk reject).


Loss of Materials dapat mengakibatkan :

  • Material cost membengkak (tidak sebanding dengan output).


Breakdown

Breakdown merupakan kerusakan pada mesin atau alat produksi.

Breakdown dapat mengakibatkan :

  • Produksi tertunda.
  • Biaya perawatan membengkak.
Pengertian Waste dalam Produksi dan Jenis-Jenis Waste Dalam Manufacture
Waste

7 Waste dalam Lean Manufakturing

Terdapat 7 Macam Kategori Waste yang sering terjadi dalam industri Manufacturing, diantaranya :

1. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk Finished Goods (Barang Jadi) maupun WIP (Barang Setengah Jadi) tetapi tidak ada order / pesan dari Customer. Beberapa Alasan akan adanya Overproduction (kelebihan Produksi) antara lain Waktu Setup Mesin yang lama, Kualitas yang rendah,  atau pemikiran “Just in case” ada yang memerlukannya.

2. Waste of Inventory (Inventori)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah Akumulasi dari Finished Goods (Barang Jadi), WIP (Barang Setengah Jadi) dan Bahan Mentah yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan, Modal yang besar, orang yang mengawasinya dan pekerjaan dokumentasi (Paparwork).

3. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan (defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya tambahan yang berupa biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya.

4. Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang buruk, peng-organisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya Letak Gudang yang jauh dari Produksi.

5. Waste of Motion (Gerakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena Gerakan –gerakan Pekerja maupun Mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. Contohnya peletakan komponen yang jauh dari jangkauan operator, sehingga memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil komponen tersebut.

6. Waste of Waiting (Menunggu)

Saat Seseorang atau Mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut disebut menunggu. Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya , Adanya kerusakkan Mesin, supply komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau informasi tertentu.

7. Waste of (Proses yang berlebihan)

Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang diproduksi maupun customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses yang berlebihan. Contohnya : proses inspeksi yang berulang kali, proses persetujuan yang harus melewati banyak orang, proses pembersihan. Semua Customer menginginkan produk yang berkualitas, tetapi yang terpenting adalah bukan proses Inspeksi berulang kali yang diperlukan tetapi bagaimana menjamin Kualitas Produk pada saat pembuatannya. Yang harus kita lakukan adalah Carikan Root Cause (akar penyebab) dari suatu permasalahan dan ambilkan tindakan (countermeasure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut.

Tujuh Pemborosan atau seven Waste ini disingkat dalam bahasa Inggris menjadi “TIMWOOD” menjadi :

  • T ransportation                →Transportasi
  • I nventory                         →Inventori
  • M otion                              →Gerakan
  • W aiting                             →Menunggu
  • O verprocessing              →Proses yang berlebihan
  • O verproduction              →Produksi yang berlebiha
  • D efect                               →Kerusakan

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Jenis-Jenis Waste Dalam Produksi"