Widget HTML #1

Pengertian Laporan Keuangan; Jenis, Pengguna, Tujuan, Fungsi dan Contohnya

Pengertian Laporan Keuangan; Jenis, Pengguna, Tujuan, Fungsi dan Contohnya
Pengertian Laporan Keuangan; Jenis, Pengguna, Tujuan, Fungsi dan Contohnya

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.


Pengertian laporan keuangan menurut Akuntansi Keuangan:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.


Laporan Keuangan Terdiri dari:

1. Neraca

Menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.


2. Perhitungan Laba Rugi

Menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.


3. Laporan Arus Kas

Menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.


4. Catatan atas laporan keuangan 

Menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.


Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatua barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.


Macam – Macam Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.


1. Laporan Neraca

Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.


Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :

a. Aktiva (Assets, Harta)

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :

- Aktiva Lancar

Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.

- Aktiva Tetap

Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.

- Aktiva Lain-Lain

Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.

- Hutang ( Liabilities )

Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :

- Hutang Lancar

adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar lainnya.


b. Hutang Jangka Panjang

Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang lainnya.m

- Modal

Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.

2 Bentuk Penyajian Neraca:

Menurut Sofyan S.Harahap (2006:112), dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk sebagai:

- Bentuk Neraca Staffel atau Report Form

Neraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

- Bentuk Neraca Skontro atau Account Form

Disini aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

- Bentuk Yang menyajikan posisi Keuangan (Financial Position form)

Dalam bentuk ini, posisi keuangan tidak dilaporkan sepeti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi.Dalam bentuk ini, pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, dan hasil pengurangannya diketahui sebagai modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya, kemudian dikurangi hutang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik.


2. Laporan Laba Rugi

laporan rugi laba adalah laporan utnuk periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.


Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :

- Pendapatan

Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.

- Biaya

Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.

- Keuntungan

Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

- Kerugian

Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.


Kelemahan Laporan Keuangan Sebagai Berikut :

  • Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, bukan masa kini
  • Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
  • Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi ketidakpastian
  • Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi daripada bentuk hukumnya (Formalitas)
  • Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan
  • Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan, umumnya diabaikan.


Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).


1. Tujuan dan Macam-macam Analisis Laporan Keuangan

salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Screening

Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.

b.Understanding

Memahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya

c. Forecasting

Analisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimas yang akan datang

d. Diagnosis

Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.

e. Evaluation

Analisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan

Disamping tujuan tersebut di atas, analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.


Dengan melakukan analisa laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lainnya akan dapat menjadi indicator-indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan, serta menunjukan kebenaran penyusunsan laporan keuangan.


Analisa laporan keuangan dibagi oleh banyak ahli berbagai macam bentuk. Diantaranya mengemukakan beberapa tehnik analisis sebagai berikut :


- Cross Sectional Tehnique

1.1 Common Size Statement (Laporan bentuk awam)


1.2 Analisa rasio

- Time series Tehnique

- Trend Statement

2.2 Analisa Laporan Keuangan

2.3 Ukuran Variabilitas


- Gabungan Laporan Keuangan dengan Non Keuangan

3.1 Informasi Pasar Produk

3.2 Informasi Pasar Modal


2. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan

Seperti semua yang ada di dunia, karena tidak ada yang sempurna, analisis laporan keuangan pun demikian. Analisa laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh beberapa ahli.

Ada beberapa kelemahan analisa laporan keuangan, diantaranya sebagai beriktu :


- Analisa laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat, agar kesimpulan dari analisa yang dilakukan itu tidak salah.

- Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan.

- Objek analisa laporan keuangan adalah data histories yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bias berbeda dengan kondisi atau keadaan masa depan.

- Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri, karena perbedaan bias saja timbul karena masalah kurs konversi atau metode konsolidasi.

- Kelemahan analisa laporan keuangan.

Tehnik analisa rasio merupakan sebagian dari konsep analisa laporan keuangan. Tehnik analisa rasio memiliki kelemahan sebagai berikut :


  • Rasio diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat tersendiri yang harus diketahui, dan memerlukan tafsiran tersendiri. Dan Bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan lainnya. Perbedaan yang sama-sama boleh dalam akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain-lain.
  • Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati-hati. Turn Over yang tinggi belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya berbeda. Rasio Turn Over untuk supermarket berbeda sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah.
  • Membandingkan dengan “ Industrial Ratio” (yagn belum ada di Indonesia) harus hati-hati. Karena banyak trick yang digunakan manajemen untuk memperbaiki rasio.
  • Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisa tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya.
  • Hati-hati terhadap kemungkinan adnaya window dressing, income smoothing atau laporan konsolidasi.


3. Alat Pengukur Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 2003:67). Untuk menilai kinerja perusahaan perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Alat kinerja keuangan yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah rasio keuangan, seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), atau Return On Investment (ROI). Analisis Rasio Keuangan sangat bermanfaat bagi stakeholder, yaitu dalam hal :

(1) Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan dating,

(2) Memberikan petunjuk atau gejala – gejala yang timbul dari informasi yang disajika, dan

(3) Memudahkan dalam menginterprestasikan laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Jika dicermati secara seksama penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan mengandung keterbatasan yang sangat fundamental. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain :

  • (1) Rasio Keuangan tidak disesuaikan dengan tingkat harga,
  • (2) Rasio Keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antar perusahaan sejenis jika terdapat perbedaan metode akuntansinya dan
  • (3) Rasio Keuangan hanya menggambarkan kondisi sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan (Munawir, 2002:65).


Rasio Keuangan adalah suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan diantara variable – variable yang terdapat dalam laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Dalam analisis rasio keuangan terdapat beberapa kategori yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan nilai pasar. Khusus rasio nilai pasar ini berlaku untuk perusahaan yang sudah go public.


3. Pengambilan Keputusan

Setiap tindakan yang dilakukan orang sebenarnya sudah melalui proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini didasarkan pada informasi. Dalam proses pengambilan keputusan yang baik, peranan model dan informasi sangat penting. Semakin banyak dan akurat informasi mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia bisnis, keputusan yang salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan keputusan yang benar akan menghasilkan keuntungan (laba) bagi perusahaan.

Pengambilan Keputusan adalah “Proses memilih satu alternatif daari beberapa alternatif yang ada”. Pengambilan keputusan ini harus dapat dilakukan oleh semua orang dalam perusahaan jika kita ingin perusahaan menjadi besar.


a. Kesulitan Dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan ini sangat sulit karena beberapa sifat, factor atau keadaan yang melingkupinya yang dijelaskan sebagai berikut :


- Certainly: Kemungkinan akibat yang akan timbul diketahui pasti. Misalnya jika dimasukkan bahan yang salah produksi pasti rusak.

- Risk: Kemungkinan akibatnya diketahui tetapi tidak jumlah nilainya. Misalnya memproduksi barang jenis baru.

- Uncertainly: Kemungkinan yang timbul tidak diketahui dan tidak pasti, alternative, dan akibatnya juga serba tidak pasti. Misalnya membuka perusahaan (bisnis lain yang baru).

Penulis lain mencatat beberapa kesulitan mengambil keputusan ini yaitu :

- Variabel serba tidak pasti, karna menyangkut persoalan kini dan yang akan datang;

- Lingkungan yang terus berubah dan tidak pasti;

- Input dan output juga tidak pasti;

- Kompleksitas lingkungan;

- Dinamika masyarakat;

- Persaingan dan;

- Risiko yang ada;

b. Metode Pengambilan Keputusan

Untuk mengambila keputusan dapat menggunakan metode sebagai berikut :

- Rational Model

Dalam metode ini kita menggunakan pendekatan rasional dan akal, bukan berdasarkan subyektif.

- Behavioral Model

Dalam metode ini pengambilan keputusan diambil jika informasi tidak lengkap dan jika pun ada mungkin tidak akurat.

- Irrational Model

Keputusan dibuat cepat, seperti gerakan refleksi, dengan menggunakan media subyektif yang ada dan terus dicari alasan rasionalnya belakangan.


c. Prosedur Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih tindakan yang tepat dari beberapa alternative yang dianggap tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan. Umumnya proseddur yang sebaiknya diikuti dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

- Penetapan sasaran atau tujuan yang akan dicapai.

- Perincian tujuan dalam pola atau kelompok yang operasional.

- Menyusun tindakan alternatif (courses of Actions) yang akan dipilih, untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.

- Menilai masing-masing tindakan alternatif tersebut.

- Memilih tindakan yang terbaik sebagai keputusan sementara.

- Menginventarisasikan akibat-akibat sampingan yang tidak baik dari keputusan sementara itu.

- Menetapkan keputusan sementara menjadi keputusan terakhir dengan menyusun rencana pelaksanaan (rencana implementasi).


4. Pengertian analisis keuangan system Du Pont

Menurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan yang sering disebut sebagai “ Du Pont System” adalah suatu system analisis yang dimaksudkan untuk menunjukan hubungan antara “ Return On Investment, Assets Turn Over “, dan “Profit Margin”. ROI adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva) sehingga dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.


Jenis-jenis Laporan Keuangan

Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai suatu kegiatan yang meliputi proses pencatatan sampai dengan penganalisaan data-data keuangan perusahaan, produk (out put) yang dihasilkan kegiatan tersebut berupa pelaporan

Abaya New Florakeuangan. Pelaporan keuangan ini terdiri dari pelaporan keuangan yang khusus digunakan untuk kepentingan internal perusahaan saja dan juga pelaporan keuangan yang ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan.

Jenis pelaporan keuangan berikut ini dapat dikategorikan sebagai pelaporan keuangan yang terutama ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan. Meskipun demikian pihak internal juga memerlukannya. Pelaporan keuangan ini lazim disebut dengan laporan keuangan, yang meliputi:


- Laporan Laba Rugi yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang hasil kegiatan operasi perusahaan (laba atau rugi) selama satu kurun waktu (periode) tertentu.

- Laporan Ekuitas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang perubahan ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu (periode) tertentu.

- Neraca yaitu laporan keuangan yang memberkan informasi tentang aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat (tanggal) tertentu.

- Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama kurun waktu (periode) tertentu.

- Catatan atas Laporan Keuangan yaitu berupa informasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos pos laporan keuangan, penjelasan kontrak-kontrak utang perusahaan dan lain-lain.


Pengguna laporan keuangan

Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-puhak yang berkepentingan terhadap kinerja perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan, investor, bank pemerintah (kantor pajak), dan sebagainya. Para pengguna laporan keuangan digolongkan menjadi dua yaitu, pihak internal dan pihak eksternal.

- Pihak Internal

Pihak internal ialah pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari, misalnya pemimpin perusahaan (manajer). Manajer sebagai pengelola perusahaan dan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Banyaknya jenis data yang dibutuhkan oleh seorang manajer tergantung dari besar kecil perusahaan yang dikelolanya. Informasi ini dibutuhkan oleh manajeruntuk mengevaluasi kegiatan usaha yang akan dijalankan.

- Pihak Eksternal

Pihak eksternal ialah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan. Pihak eksternal diantaranya sebagai berikut:

  • Pemillik perusahaan, memerlukan informasi akuntansi pada waktu tertentu untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya.
  • Investor & pemegang saham, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui status keuangan dan prospek perusahaan yang akan datang. Informasi ini dijadikan pertimbangan dasar untuk menanamkan modal atau tidak pada perusahaan tersebut.
  • Kreditor, memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya.
  • Pemerintah, berkepentingan terhadap informasi akuntansi suatu perusahaan berkaitan dengan masalah perpajakan. Dari laporan keuangan yang ada, pemerintah dapat menentukan jumlah pajak dan penetapan pajak dari perusahaan tersebut.
  • Karyawan, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui profitabilitas dan akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.
  • Masyarakat, terutama yang berada disekitan perusahaan, karena perusahaan berkepentingan dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.


Tujuan dan fungsi laporan keuangan secara umum adalah

1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa agar pengelolaan sumber daya sesuai dengan ketentuan hokum dan peraturan yang ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting)

Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas dimasa dating, juga memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.

4.Kelangsungan organisasi (viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mementukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) dimasa mendatang.

5.Hubungan Masyarakat (public relation)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas presentasi yang dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat, juga sebagai alat komunikasi antara public dan pihak yang berkepentingan.

6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)


Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan Laporan keuangan adalah :


1. Memberikan informasi guna pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.


2. Memberikan informasi guna mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik meliputi informasi yang digunakan untuk :

- Membandingkan kinerja keuangan actual dengan yang dianggarkan.

- Menilai kondisi keuangan dan hasil – hasil operasi.


3. Membantu meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya.

- Membantu dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

Dalam konteks akuntansi sektor publik, jenis informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi yang bersifat financial saja. Informasi financial disini adalah informasi yang dapat diukur dengan satuan monometer. Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah adalah :


- Menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah.

- Menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintah dan perubahan – perubahan yang terjadi di dalamnya.

- Memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang – undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan.


4 .Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan operasional.


5. .Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional

Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan criteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode – periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain

Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah

Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target

Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equality) dan keadilan (equity)


Contoh Laporan Keuangan Sederhana

Berikut adalah contoh laporan keuangan sederhana yang berupa neraca saldo, laporan laba rugi, perubahan modal, neraca .


1) Neraca saldo

No Nama akun Debet Kredit 

1 Kas Rp. 4.500.000

2 Piutang usaha Rp. 650.000

3 Perlengkapan Rp. 600.000

4 Sewa dibayar dimuka Rp. 2.000.000

5 Peralatan Rp. 500.000

6 Hutang usaha Rp. 2.500.000

7 Modal Rp. 3.800.000

8 Prive Rp. 200.000

9 Pendapatan Rp. 3.150.000

10 Beban gaji Rp. 800.000

11 Beban lain-lain Rp. 200.000 Rp. 9.450.000 Rp. 9.450.000


2) Laporan laba rugi

Pendapatan: Pendapatan Rp. 3.150.000 Jumlah pendapatan Rp. 3.150.000 Beban usaha: Beban gaji Rp. 800.000 Beban lain-lain Rp. 200.000 Jumlah beban (Rp.1.000.000) Laba bersih Rp. 2.150.000


3) Laporan perubahan modal

Modal awal Rp. 3.800.000

Laba bersih Rp. 2.150.000

Prive (Rp. 200.000 )

Penambahan modal Rp. 1.950.000

Modal akhir Rp. 5.750.000  


4) Neraca

Aktiva Aktiva lancar:

Kas Rp. 4.500.000

Piutang usaha Rp. 650.000

Perlengkapan Rp. 600.000

Sewa dibayar dimuka Rp. 2.000.000 Rp. 7.750.000

Aktiva tetap: Peralatan Rp. 500.000 Rp. 500.000

Total aktiva Rp. 8.250.000

Pasiva Hutang usaha Rp. 2.500.000

Modal akhir Rp. 5.750.000 Rp. 8.250.000  

Posting Komentar untuk "Pengertian Laporan Keuangan; Jenis, Pengguna, Tujuan, Fungsi dan Contohnya"