Widget HTML #1

Investasi Reksa dana; Rekomendasi dan Contohnya

Investasi Reksa dana; Rekomendasi dan Contohnya
Investasi Reksa dana

Reksa dana
adalah wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan ke dalam portofolio investasi, seperti saham, obligasi, pasar uang ataupun efek atau sekuriti lainnya.

Banyak yang nanya gini:

- "Om reksadana tuh gimana?"

- "Om mending reksadana dulu apa saham dulu?"

- "Om reksadana apa yang bagus dibeli?"

- "Om bagusnya nabung buat reksadana sebulan berapa?"

Perhatian: ini tulisan panjang banget

Sebelumnya kita harus tahu ini, investasi setidaknya dibagi 3 berdasarkan risikonya:

  1. Tinggi, contohnya forex, komoditas, cryptocurrency, produk derivatif saham (waran, HMETD, right, dll) hingga bisnis riil.
  2. Menengah, contohnya saham, obligasi, dan sukuk.
  3. Rendah, contohnya deposito, reksadana, hingga SBI.

Sebetulnya bila anda membaca referensi lain, mungkin anda akan kebingungan karena beberapa ahli meletakan contoh di atas di tempat berbeda. Misalnya, saham di risiko tinggi, reksadana di menengah, obligasi di risiko rendah, dan sebagainya. Hal ini tidak jadi masalah.

Yang para ahli setujui pada umumnya seperti ini: saham lebih berisiko daripada obligasi, forex lebih berisiko daripada sukuk, deposito jauh lebih aman daripada dagang waran, dan sebagainya.

Selanjutnya, risiko rendah dibagi menjadi beberapa klaster lagi.

  1. Rendah: reksadana pasar uang, deposito.
  2. Menengah: reksadana pendapatan tetap, SBI.
  3. Tinggi: Reksadana saham, reksadana campuran.

Pada tulisan kali ini, saya akan fokus kepada reksadana. Karena selain banyak temen-temen yang minta, juga karena instrumen ini yang selalu saya rekomendasikan pertama ketika memulai investasi.

Reksadana itu ceritanya begini.

Misalkan saya, anda, dan doi punya duit. Duit kita terbatas, katakanlah hanya sekitar 100 ribu per orang. Sedangkan kita pengen beli saham bank BRI yang harganya 300 ribu lebih.

Dengan uang kita bersatu, maka kita akan mampu membeli saham tersebut. Nanti kita bagi keuntungannya sesuai porsi masing-masing. Begitu gambaran mudahnya.

Jadi seperti iuran.

Modal-modal dari masyarakat, - biasanya hingga lebih dari 1 M, dikumpulkan (Asset Under Management, AUM). Kemudian modal kita nanti diserahkan kepada seorang profesional, yang akan mengelola modal tersebut. Nama profesional itu adalah Manajer Investasi (MI), dia bentuknya bisa perorangan atau per tim.

Si MI ini biasanya nanti kita kasih komisi, menurut aturan yang berlaku (saya lupa aturannya yang mana) maksimal komisinya 5% dari dana yang dikelola. Namun, karena persaingan antar MI, banyak yang minta komisi cukup di bawah 0,5%.

Modal kita ini akan dia kelola, entah akan dibelikannya saham, obligasi, dan lain-lain. Bergantung pada keputusannya.

Salah satu alasan kenapa saya merekomendasikan reksadana sebagai tempat memulai investasi adalah karena anda tidak memerlukan ilmu tertentu untuk berinvestasi, karena dana anda dikelola oleh profesional. Anda hanya cukup menunggu

Selain itu pendaftarannya mudah. Umumnya bila anda bikin rekening saham, anda harus menunggu 2 hingga 4 minggu. Sedangkan akun reksadana hanya sehari.

Makanya reksadana ini saya rekomendasikan sekali, terutama untuk muda-mudi yang masih sekolah.

Aplikasi populer untuk reksadana sekarang adalah Bibit dan Tokopedia. Saya sangat rekomendasi kedua aplikasi ini. Namun bila anda juga mau sekalian investasi saham, saya rekomendasikan bikin akun saham saja, karena di aplikasi jual beli saham seperti Mandiri Sekuritas, Indo Premier, hingga Ajaib, bisa sekalian beli reksadana.


Lalu reksa dana apa yang bagus untuk dibeli?

Sebelumnya anda harus menentukan profil risiko: berapa besar risiko yang anda siap terima. Ini bisa ditelusuri dengan mengetahui tujuan investasi anda.

Bila tujuan investasinya adalah jangka panjang, katakanlah dana pensiun, maka boleh anda beli yang risikonya rendah seperti reksadana pasar uang.

Kemudian bila tujuannya jangka menengah, katakanlah dana buat nikah atau beli rumah, maka reksadana pendapatan tetap yang terbaik.

Selanjutnya bila jangka pendek, katakanlah untuk makan besok, reksadana saham adalah yang paling tepat. Namun saya kurang merekomendasikan ini, karena daripada beli reksadana saham, mending beli sahamnya sekalian hahaa.


Bagaimana kalau anda bingung Investasi jangka panjang, Menengah atau jangka pendek?

Beli saja reksadana campuran.

Bila anda bingung terkait reksadana apa yang cocok dengan tujuan investasi anda, yang perempuan silakan chat, sedangkan yang laki komen saja ya.

Oh iya, sebelumnya anda harus tahu hal ini. Yang namanya reksadana saham, bukan berarti seluruh modal yang dia kelola akan dibelikan ke saham. Biasanya hanya berkisar antara 70% hingga 90% yang akan dibelikan saham, sisanya dia diversifikasi entah ke pasar uang atau obligasi.

Begitu juga reksadana pasar uang, mostly akan dia investasikan ke deposito, tapi tidak semua. Pendapatan tetap pun begitu, kebanyakan akan dia investasikan ke obligasi atau sukuk.

Sedangkan reksadana campuran, sesuai namanya, campur-campur.

Ke mana si MI ini akan investasikan modal anda, dapat dilihat pada namanya prospektus. Di situ biasanya ada persentase berapa banyak komisi yang dia terima, berapa banyak yang masuk ke saham, ke obligasi, dan sebagainya. Termasuk, profil para MI, saya suka kepoin ini karena ternyata banyak yang satu almamater hahaa.

Reksadana ini jarang ada yang bikin anda rugi, kecuali kalau ada macem macem, misalkan Corona, MI atau pajabat perusahaan MI-nya korupsi, atau izin MI-nya dicabut oleh OJK. Contohnya reksadana yang bermasalah adalah Minna Padi karena menawarkan fixed rate (melanggar aturan OJK), atau Sinarmas yang ikut serta kelola dana dari Jiwasraya.

Sebagai gambaran keuntungan yang akan diperoleh dari reksadana, pasar uang akan naik sekitar 5% per tahun, pendapatan tetap sekitar 10% per tahun, dan saham sekitar 15% ke atas. Tergantung hebat-hebatan MI-nya.

Kalau hebat-hebatan MI, saya frontal saja pilih reksadana pendapatan tetap dari Mandiri Investa Obligasi II. Keuntungannya sih gak jor-joran, tapi pas awal Corona kemarin reksadana ini yang paling stabil.

Anda tidak harus jatuh cinta pada satu jenis reksadana saja. Justru saya pribadi merekomendasikan masuk ke beberapa jenis sekaligus. Saya pribadi sekitar 20% dana masuk ke pasar uang, sisanya pendapatan tetap. Yang seperti ini bisa disesuaikan dengan profil risiko anda.

Oh hampir lupa. Ada lagi satu jenis reksadana yang tak kalah menarik: syariah. Jadi bila anda masuk grup anti riba, maka ini pilihan tepat. Mereka akan investasi ke saham saham non perbankan dan yang tidak produksi benda haram seperti bir dan babi. Umumnya mereka bakal beli saham syariah dan sukuk.

Oh iya, mungkin obligasi dan sukuk terdengar cukup asing di telinga anda. Mohon izinkan saya membahasnya di tulisan lain kalau gak males.


Kemudian bila anda adalah opportunity taker, apa reksadana terbaik untuk dibeli sekarang?

Sekarang paling bener cuma beli reksadana saham. Karena banyak saham sedang recovery dari Corona dan PSBB Jakarta bulan lalu.

Kita sedang banyak sentimen positif untuk saham. Omnibus Law yang paling signifikan, dibuktikan sejak disahkannya UU tersebut, IHSG naik 8 hari berturut turut, hari ke 9 dan 10 orang sudah profit taking sehingga turun sedikit. Belum lagi vaksin yang diprediksi siap november.

Satu-satunya sentimen negatif di saham adalah perilisan laporan keuangan negara Q3 nanti, yang dipastikan resesi. Maka jangan heran nanti reksadana saham anda turun tipis.

Bagaimana dengan reksadana pendapatan tetap dan pasar uang? Reksadana ini cocok dibeli kalau anda hanya ingin mengamankan uang anda.

Kedua reksadana ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga acuan BI. Sekarang suku bunga sedang rendah, yaitu 4%, banyak prediksi bakalan turun lagi hingga 3,5%. Hingga sekarang belum ada sinyal mau naik.

Bahkan suku bunga di Amerika dipastikan akan tetap rendah hingga tahun 2023.

Saya pribadi prediksinya begini: kedua reksadana tadi akan tetap naik, namun sangat pelan.


Kemudian berapa modal terbaik untuk investasi reksadana?

Jujur saja reksadana ini kuat-kuatan modal. Makin banyak, makin untung, tapi bisa banyak rugi juga. Namun untuk investasi pertama, saya sarankan untuk maksimal 500 ribu. Nanti setelah 2 atau 3 minggu, setelah anda merasa nyaman dan percaya, baru tambah bertahap.

Saya pribadi investasinya 50 ribu per bulan. Kecil, tapi konsisten 5 tahun lebih.

Bila anda belajar "nilai waktu uang," maka anda pasti tahu bahwa uang akan lebih berharga dipegang sekarang daripada besok. Hampir selalu seperti itu. Maka tak usah nunggu dana puluhan juta baru investasi ke reksadana. Anda bisa mulai dari 10 ribu malah.

Daripada nunggu uang 10 juta, lebih baik anda secara bertahap sebulan katakanlah 1 juta masukkan ke reksadana. Percayalah, pada bulan ke 10, anda sudah start di angka +11 juta.

Beginilah reksadana. Setelah saya baca ulang ternyata tulisan ini gak panjang-panjang amat.

Selamat berinvestasi.

Silahkan gabung di Grup Telegram: https://t.me/sutakananinvestment

Apa yang Anda dapat? 

Benefit yang ditawarkan jika bergabung ke grup kami:

1. Rekomendasi trading harian (setiap hari)

2. Pembahasan sektoral tiap minggu

3. Pembahasan saham untuk jangka panjang tiap bulan (value & growth investing)

4. Rekomendasi buku tiap bulan

5. Diskusi saham, reksadana, dan investasi lainnya

6. Gratis konsultasi keuangan

7. Diskon 25% untuk Financial Check-up

Posting Komentar untuk "Investasi Reksa dana; Rekomendasi dan Contohnya"