Widget HTML #1

Akuntan Forensik: Bersenjata Kalkulator

Akuntan Forensik: Bersenjata Kalkulator
Akuntan Forensik: Bersenjata Kalkulator

Akuntan Forensik

Akuntan forensik lebih hebat dibandingkan James Bond dalam menuntaskan aksinya. Sekilas, ungkapan itu dilontarkan oleh Robert Deitz dalam program televisinya di Amerika. Apa, siapa dan bagaimanakah cara kerja akuntan forensik itu?

Holmes. Seorang detektif legendaris berkebangsaan Inggris yang berhasil mengungkap banyak kasus kejahatan. Dari bentuk kejahatan kriminal hingga kejahatan kerah putih secara tuntas diselesaikannya hingga ke meja hijau. Kisah dan gaya penyelidikannya dalam mengungkap suatu kasus banyak dijadikan para penulis novel sebagai rujukan. Keahliannya dalam membuktikan kasus-kasus di persidangan menjadikan dirinya dikenal sebagai seorang praktisi forensik yang paling terkenal. Kata “forensik”, merujuk pada kamus Webster, merupakan kata sifat yang berarti: hal-hal berkaitan dengan penggunaannya dalam kehakiman atau persidangan di pengadilan. Sementara itu, Ilmu Forensik, menurut D. Larry Crumbley, CPA, didefinisikan sebagai penerapan hukum alam kepada hukum yang diciptakan manusia melalui perundang-undangan. Misalnya, golongan darah atau sidik jari korban merupakan hukum alam yang sering dijadikan bukti tak terkalahkan dalam persidangan.

Unsur-unsur kimia yang menyusun komposisi darah manusia berjalan sesuai dengan hukum alam. Begitu juga dengan sidik jari, tidak ada guratan-guratan garis jari manusia yang sama di dunia ini. Contoh lainnya, yang sering menjadi bahan pembuktian kejahatan kerah putih, adanya getaran tubuh manusia berbeda-beda. Melalui analisa getaran yang tertulis pada tanda tangan ini biasanya terungkap mengenai tanda-tangan palsu dalam kasus kejahatan kerah putih.

Kemudian, sifat-sifat manusia seperti rasa emosional, takut, dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut akan berpengaruh pada aktivitas manusia. Apalagi aktivitas yang dilakukan merupakan kejahatan. Sehingga semua ini, menurut Soejatna Soenoesubrata, membuat tidak ada kejahatan yang sempurna. Untuk dapat membuktikan itu semua, tugas para ilmuan forensiklah untuk menguji dan menginterpretasikan bukti dan fakta dalam kasus hukum itu. Selanjutnya, di pengadilan mereka tampil sebagai saksi ahli dan memberikan pendapat ahli yang berkaitan dengan temuannya.

Perkembangan ilmu forensik ini terus melebar. Biasanya merupakan pengembangan lebih lanjut dari ilmu dasar yang sudah ada. Sehingga, bila dikaitkan dengan forensik banyak bermunculan para profesional dan disiplin ilmu turunan baru. Misalnya, Kedokteran Forensik, Kimia Forensik (Forensic Chemistry), dan Akuntansi Forensik. Sedangkan para profesionalnya, seperti: Dokter Forensik, Ahli Kimia Forensik, dan Akuntan Forensik. Ilmu tersebut mempelajari bagaimana ilmu dasar, seperti: kimia, kedokteran, auditing, dan akuntansi, dapat digunakan untuk kepentingan forensik. Lantas, bagaimana dengan seorang akuntan forensik? Robert Deitz, Executive Business Editor Dallas Times Herald, menggambarkan Lenny Cramer sebagai suatu karakter imajinasi seorang akuntan forensik dalam program siaran televisi berseri di Amerika.

Menurutnya, Lenny Cramer seorang CPA jagoan, yang digambarkan dalam satu harian sebagai “the Indiana Jones of the Ledger Set”. Cramer dan kalkulator ditangannya lebih hebat dari James Bond dan gudang senjatanya yang berteknologi tinggi dalam aktivitas spionase internasional. Ini semua telah dibuktikan Cramer. Dia tidak membutuhkan tipu daya berteknologi tinggi untuk menemukan bidang-bidang tempat terjadinya kecurangan yang menimbulkan biaya tinggi dan adanya program komputer palsu. Untuk dapat melakukan aktivitas seperti Lenny Cramer itu, menurut David Akst dan Lee Berton, seorang akuntan forensik bukan hanya melihat bagan dan angka-angka dalam auditnya. Namun, dia harus bisa menggali sampai ke dalam ‘tubuh’ bagan dan angka-angka itu, ungkap anggota National Association of Certified Fraud Examiners dari Texas itu. Akuntan forensik selalu dilatih untuk mampu melihat keluar dan menelusuri hingga dibalik angka-angka yang tampak. Selain itu, dia juga harus dapat mengaitkan dengan situasi bisnis yang nyata agar bisa mengungkapkan informasi yang benar dan menemukan adanya penyimpangan.

Sementara itu, Alan Zysman, B.Comm, CA, CFE menerangkan, akuntan forensik harus memiliki gabungan dari pengetahuannya tentang akuntansi, auditing dan pengalaman serta keahliannya dalam investigasi suatu kasus. Pengetahuan itu, tentunya, hanya bisa dimiliki oleh seorang akuntan dengan ‘jam terbang’ yang tidak sebentar dalam audit, ungkap akuntan forensik yang sering tampil dalam persidangan di Ontario Court of Justice, Kanada itu. Suatu analisa akuntansi yang akurat bisa disediakan oleh akuntansi forensik ini. Hasil analisa itu kemudian digunakan sebagai bahan diskusi, debat, dan menyelesaikan kasus di pengadilan. Sehingga, orang sering juga menyebutnya “Akuntansi Investigasi”. Lantaran, dalam praktiknya memang tidak jarang mereka bersentuhan dengan penyidikan masalah kriminal. Misalnya, penyidikan mengenai pencurian dan penyimpangan yang dilakukan pekerja, tambah Zysman.

Berbagai aktivitas harus dilakukan akuntan forensik untuk mendukung proses pengadilan (litigation support) dalam menyelesaikan kasus yang sedang berlangsung atau mengalami penundaan. Aktivitas itu, khususnya, berhubungan dengan mengkuantifisir kerugian ekonomi. Mereka sangat diperlukan untuk menganalisa, menginterpretasikan, merangkum, dan menyajikan informasi keuangan dan bisnis yang penting. Dan yang tak boleh dilupakan, informasi itu bisa dimengerti dan layak untuk mendukung penyelesaian kasus di pengadilan. Oleh karena itu, menurut Zysman, ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan akuntan forensik dalam tugasnya. 

  1. Pertama, melakukan penyelidikan dan analisis bukti-bukti keuangan.
  2. Kedua, mengembangkan aplikasi komputerisasi untuk membantu dalam menganalisa dan menyajikan bukti-bukti keuangan.
  3. Ketiga, mengkomunikasikan temuan mereka dalam bentuk laporan, bagan (peraga), dan pengumpulan dokumen.
  4. Dan keempat, membantu menyelesaikan proses pengadilan. Dia hadir sebagai saksi ahli di pengadilan dan menyiapkan bantuan penerangan untuk mendukung penelusuran bukti. 

Dari seluruh rangkaian kegiatan itu, tugas yang dirasakan cukup berat dan merupakan titik kritis dari seorang akuntan forensik, ketika ia harus mengkomunikasikan temuannya di persidangan. Mereka mempunyai kewajiban untuk merespon dan mengkomunikasikan informasi keuangan secara benar, ringkas, lengkap dan dimengerti oleh khalayak yang relatif awan dengan akuntansi di ruang pengadilan.

Tentunya, seorang akuntan forensik agar dapat menghasilkan pelayanan yang optimal, tidak boleh tidak, juga harus mengenali konsep-konsep dan prosedur hukum. Selain itu, ia harus berwawasan luas dan mampu mengidentifikasikan semua bahan yang berhubungan dengan sebuah isu. (sy)

Posting Komentar untuk "Akuntan Forensik: Bersenjata Kalkulator"